Saya katakan, “Cari wanita yang punya banyak keterbatasan.”
“Kok gitu?” kata dia seperti protes.
“Iya dong,” kata saya”
“Maksudnya gimana sih? Saya jadi bingung, yang bener kan cari istri kalau bisa yang kekurangannya sedikit,” kata dia.
“Gini akhi, cari istri yang pandangannya terbatas, engga jelalatan kalau lihat sesuatu, liat laki-laki lain melotot, lihat barang-barang ngiler, lihat ini itu pengen, kan repot…. hehehe.”
“Kemudian cari yang mulutnya terbatas, bukan bibirnya kurang nih, tapi ngomongnya terbatas, ga suka ghibah, namimah, ngomong kotor dan keji, bawel, dan sebagainya.”
“Kemudian cari yang kakinya terbatas, yang gak suka nganjal, tahu nganjal ? Demen nya keluar rumah buat ngelayap kemana mana engga tahu juntrungannya.”
“Kemudian cari yang tangannya terbatas, bukan buntung tapi mampu menjaga tangan dri mengambil yang bukan haknya atau melakukan tindakan yang keluar dari aturan agama atau perbuatan yang tidak disukai oleh suaminya.”
“Lalu cari yang pikirannya terbatas, terbatas hanya memikirkan keluarga, agar keluarganya menjadi sakinah mawaddah wa rahmah, menjadi keluarga yang mampu memberi sumbangsih bagi dakwah dan penegakan syariatNya.”
Dia manggut-manggut
“Satu lagi cari istri yang mau diajak senang,” kata saya.
“Ah gimane tuh?” tanya dia.
“Yang mau senang pas lagi susah, senang diajak ibadah, senang diajak taat, senang ditinggal karena urusan dakwah dan ummat, senang dikasih uang belanja dikit, senang walaupun rumah ngontrak, pokoknya disini senang disana senang, hehehe…”
Tahu gak? Ternyata dia setuju dengan tips saya, okeh katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar